Pages

Labels

Minggu, 24 November 2013

Tiga Pesan Singkat


Ibu masuk rumah sakit tadi sore, doakan supaya cepat sembuh.

Pesan singkat kuterima beberapa menit yang lalu dari ayah. Tiba-tiba kakiku lemas, sekujur tubuhku kaku. Untuk kesekian kalinya ibu dirawat di rumah sakit dan lagi-lagi aku hanya mendapat kabar dari sms, sama sekali tidak bisa menemaninya. Bahkan aku pernah mendapat kabar setelah ibu keluar dari rumah sakit. Jika seperti ini, rasanya aku ingin cepat-cepat lulus kuliah dan lekas pulang dari perantauan untuk merawat ibu. 

Kasian ayah, hanya ia yang merawat ibu selama sakit. Berbelanja ke pasar membeli makanan, bolak-balik mengurusi registrasi rumah sakit. Tiba-tiba aku membayangkan jika ibu tidak ada, lalu siapa yang menemani ayah? Siapa yang mengurusi ayah? Tidak terasa air mataku jatuh satu persatu. Pernah suatu hari kedua orang tuaku sakit, mereka berdua terbaring lemas berdua di rumah. Aku menangis sesak mendengarnya, seandainya ketika itu aku berada di rumah pasti tidak akan seperti ini.

Ibu sakit apa yah? Kok sampai dirawat di rumah sakit? Semoga mama cepat sembuh, semoga ibu dan ayah bisa sehat selalu.

Kutekan tombol send, beberapa saat kemudian pesanku terkirim. Pasti jawaban ayah bahwa ibu baik-baik saja, hanya kurang istrirahat.

Ibu cuma kecapean, asam lambungnya naik, insyaallah besok lusa sudah pulang ke rumah.

Waktu ibu masuk rumah sakit sebelum ini, jawaban ayah sama persis seperti ini. Akan tetapi ketika ku menanyakan kepada sepupuku via telepon, “Pertamanya emang uwak kecapaian, terus kan toko abis di cat jadinya bau gitu, bikin sesak nafas. Makanya pas di Karawang udah masuk klinik pas sesak nafas, eh pas pulang ke Jakarta teh kambuh deui. Juga faktor ada kiriman dari tetangga.”

“Kiriman apa Ri?” tanyaku.

“Kiriman ghaib lah teh Lia, guna-guna dari tetangga seberang toko, kan emang suka gitu.”

Tetangga depan toko keluargaku di Karawang memang bermasalah. Padahal keluargaku tidak pernah membuat masalah dengan mereka. Memang di Karawang soal ilmu hitam seperti itu sudah biasa, dengki sedikit langsung diguna-guna. Akan tetapi di samping itu ibu memang sudah tua, sering kecapaian, makannya pun sedikit. Ibu jarang makan nasi, cenderung lebih suka makan makanan ringan, seperti siomay, bakso, dan lainnya. Beda denganku yang jika lapar harus makan nasi. 

Jadi teringat, dulu ketika kecil aku sering sakit-sakitan. Ibu selalu khawatir dengan kesehatanku, padahal sekarang aku lebih sehat ketimbang dahulu. Apalagi semenjak aku tinggal di pesantren, terbiasa dengan banyaknya kegiatan, makan apa adanya, semuanya diurus sendiri. Porsi makanku pun lebih banyak, dulu waktu kecil susah sekali disuruh makan, maka dari itu sering sakit-sakitan.

Pernah suatu hari ketika itu aku sedang berlibur di rumah, aku terkena demam. Malamnya aku ketiduran di depan televisi, ibu memegang keningku. Ketika menyadari aku terkena demam ibu menyelimutiku dan tidur di sampingku sampai pagi hari. Padahal aku cuma sakit demam, maka dari itu setiap sakit aku tidak pernah mengabarinya, takut membuatnya khawatir. Memang ibu selalu khawatir denganku, mengingat fisikku yang lemah, bahkan ketika ia kelelahan tetap tidak ingin menyerahkan pekerjaannya kepadaku.

Ibu selalu berpesan kepada kakak untuk menjagaku, mengurusiku selama jauh dari orang tua, karena menurutnya melihatku tumbuh besar sebuah anugrah baginya. Kakak pun berkata seperti itu, aku bisa hidup sampai sekarang pun sudah bersyukur sekali, karena melihat masa kecilku yang dihabiskan di rumah sakit. Maka dari itu aku ingin sekali menamani ibu di kala sakit, sebagaimana ibu merawatku dulu.

Mengingat semua pengorbanan ibu, aku merasa malu belum bisa membalas secuil pun. Walaupun aku mengumpulkan berkarung-karung emas, rasanya belum seimbang dengan apa yang diberikan ibu kepada anak-anaknya. Aku hanya bisa memberikan doa kepadanya, menjadi anak yang baik, belajar dengan baik supaya kedua orang tuaku bangga atas buah didikannya.

Ibu sudah pulang dari rumah sakit, tapi masih harus banyak istirahat.

Pesan singkat yang kuterima setelah dua hari mendapat kabar ibu sakit. Terima kasih ya Allah telah mengabulkan doa-doaku untuknya. Semoga kedua orang tuaku sehat selalu.

Ayah, bilang sama ibu istirahat yang banyak, makan yang banyak juga. Ayah juga jaga kesehatan, semoga ayah dan ibu selalu sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar