Ibu masuk rumah sakit tadi sore, doakan supaya cepat
sembuh.
Pesan singkat kuterima beberapa menit yang lalu dari ayah.
Tiba-tiba kakiku lemas, sekujur tubuhku kaku. Untuk kesekian kalinya ibu
dirawat di rumah sakit dan lagi-lagi aku hanya mendapat kabar dari sms, sama
sekali tidak bisa menemaninya. Bahkan aku pernah mendapat kabar setelah ibu
keluar dari rumah sakit. Jika seperti ini, rasanya aku ingin cepat-cepat lulus
kuliah dan lekas pulang dari perantauan untuk merawat ibu.
Kasian ayah, hanya ia yang merawat ibu selama sakit.
Berbelanja ke pasar membeli makanan, bolak-balik mengurusi registrasi rumah
sakit. Tiba-tiba aku membayangkan jika ibu tidak ada, lalu siapa yang menemani
ayah? Siapa yang mengurusi ayah? Tidak terasa air mataku jatuh satu persatu.
Pernah suatu hari kedua orang tuaku sakit, mereka berdua terbaring lemas berdua
di rumah. Aku menangis sesak mendengarnya, seandainya ketika itu aku berada di
rumah pasti tidak akan seperti ini.
Ibu sakit apa yah? Kok sampai dirawat di rumah sakit?
Semoga mama cepat sembuh, semoga ibu dan ayah bisa sehat selalu.
Kutekan tombol send, beberapa saat kemudian pesanku
terkirim. Pasti jawaban ayah bahwa ibu baik-baik saja, hanya kurang istrirahat.
Ibu cuma kecapean, asam lambungnya naik, insyaallah besok
lusa sudah pulang ke rumah.
Waktu ibu masuk rumah sakit sebelum ini, jawaban ayah sama
persis seperti ini. Akan tetapi ketika ku menanyakan kepada sepupuku via
telepon, “Pertamanya emang uwak kecapaian, terus kan toko abis di cat jadinya
bau gitu, bikin sesak nafas. Makanya pas di Karawang udah masuk klinik pas
sesak nafas, eh pas pulang ke Jakarta teh kambuh deui. Juga
faktor ada kiriman dari tetangga.”
“Kiriman apa Ri?” tanyaku.
“Kiriman ghaib lah teh Lia, guna-guna dari tetangga
seberang toko, kan emang suka gitu.”
Tetangga depan toko keluargaku di Karawang memang bermasalah.
Padahal keluargaku tidak pernah membuat masalah dengan mereka. Memang di
Karawang soal ilmu hitam seperti itu sudah biasa, dengki sedikit langsung
diguna-guna. Akan tetapi di samping itu ibu memang sudah tua, sering kecapaian,
makannya pun sedikit. Ibu jarang makan nasi, cenderung lebih suka makan makanan
ringan, seperti siomay, bakso, dan lainnya. Beda denganku yang jika lapar harus
makan nasi.
Jadi teringat, dulu ketika kecil aku sering sakit-sakitan.
Ibu selalu khawatir dengan kesehatanku, padahal sekarang aku lebih sehat
ketimbang dahulu. Apalagi semenjak aku tinggal di pesantren, terbiasa dengan
banyaknya kegiatan, makan apa adanya, semuanya diurus sendiri. Porsi makanku
pun lebih banyak, dulu waktu kecil susah sekali disuruh makan, maka dari itu
sering sakit-sakitan.
Pernah suatu hari ketika itu aku sedang berlibur di rumah,
aku terkena demam. Malamnya aku ketiduran di depan televisi, ibu memegang
keningku. Ketika menyadari aku terkena demam ibu menyelimutiku dan tidur di
sampingku sampai pagi hari. Padahal aku cuma sakit demam, maka dari itu setiap
sakit aku tidak pernah mengabarinya, takut membuatnya khawatir. Memang ibu
selalu khawatir denganku, mengingat fisikku yang lemah, bahkan ketika ia
kelelahan tetap tidak ingin menyerahkan pekerjaannya kepadaku.
Ibu selalu berpesan kepada kakak untuk menjagaku,
mengurusiku selama jauh dari orang tua, karena menurutnya melihatku tumbuh
besar sebuah anugrah baginya. Kakak pun berkata seperti itu, aku bisa hidup
sampai sekarang pun sudah bersyukur sekali, karena melihat masa kecilku yang
dihabiskan di rumah sakit. Maka dari itu aku ingin sekali menamani ibu di kala
sakit, sebagaimana ibu merawatku dulu.
Mengingat semua pengorbanan ibu, aku merasa malu belum bisa
membalas secuil pun. Walaupun aku mengumpulkan berkarung-karung emas, rasanya
belum seimbang dengan apa yang diberikan ibu kepada anak-anaknya. Aku hanya
bisa memberikan doa kepadanya, menjadi anak yang baik, belajar dengan baik
supaya kedua orang tuaku bangga atas buah didikannya.
Ibu sudah pulang dari rumah sakit, tapi masih harus
banyak istirahat.
Pesan singkat yang kuterima setelah dua hari mendapat kabar
ibu sakit. Terima kasih ya Allah telah mengabulkan doa-doaku untuknya. Semoga
kedua orang tuaku sehat selalu.
Ayah, bilang sama ibu istirahat yang banyak, makan yang
banyak juga. Ayah juga jaga kesehatan, semoga ayah dan ibu selalu sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar