Pages

Labels

Senin, 14 Januari 2013

Tempat Favorit



Aku jadi teringat, dulu ketika masih kecil aku mempunyai tempat-tempat favorit, bahkan sampai aku dewasa. Pertama, atap rumah tetangga, karena rumahnya tidak bertingkat jadinya aku bisa naik kesana melewati tembok di lantai 2 rumahku yang membatasi antara rumahku dengan sebelah. Terkadang aku mengajak kakakku atau saudaraku yang ketika itu sedang menginap di rumah kesana. Soalnya jika di malam hari kami dapat melihat lampu Indosiar dari atap yang paling atas dekat antenna rumah tetangga itu. Bercanda riang, tertawa-tawa, malah terkadang sambil bernyanyi.
 
Tempat kedua adalah genteng rumah sendiri, terletak di lantai dua. Harus melewati pagar yang membatasi antara teras lantai dua dan genteng tersebut. Karena tempatnya kecil maka tempat ini khusus untuk diriku sendiri. Sepulang sekolah jika tidak ada jadwal les atau mengaji, aku akan duduk disana sambil membawa buku tulis, menulis cerita sambil berkhayal kesana-kemari. Tempatnya teduh, karena terhalang oleh pohon jambu air punya ayah yang lebat.

Terkadang aku bernyanyi-nyanyi sambil memukul-mukul kaleng biskuit, sampa-sampai tetangga ada yang meneriakiku karena kebisingan yang ku perbuat. Malah ketika ada segerombolan ibu-ibu menggosip di depan rumah dan terdengar lagi menggosipi ibuku yang sedang mengajar, aku akan memukul kaleng dengan kencang dan kumpulan arisan itu bubar.

Tempat ketiga adalah sungai kecil dekat sawah di rumah nenekku di Karawang. Di sungai tersebut ada air terjun buatan, dan batu-batu sungai dekat aliran sana. Pertama-tama kami bermain air di sungai, selepas itu kami makan manga apel hasil kebun kami dan menangkap ikan hasil ternakkan kakek untuk makan siang. Karena aku sakit-sakitan dan tidak boleh bermain air, jadinya setiap sore aku dan sepupu-sepupuku main ke sungai tanpa sepengetahuan ibuku. Kami bermain air, setelah itu kami bermain perosotan di turunan dekat sungai menggunakan kardus lalu mendarat di tumpukan jerami yang sudah kami susun.

Setelah itu kami bermail mobil-mobilan di kotak terbuat dari kayu untuk buang air besar di empang dekat sana. Salah satu sepupuku yang laki-laki berteriak-teriak sebagai kernek mobil. Pada suatu hari aku tertangkap basah oleh ibuku, karena melihat pakaian kotorku yang basah sebelum kucuci diam-diam. Akhirnya aku dimarahi apalagi setelah itu aku terkena flu dan demam.

Waktu kecil aku sering sakit-sakitan, makanya aku tidak boleh main sembarangan, bermain air, pokoknya hanya dibolehkan bermain semacam Barbie, boneka, rumah-rumahan. Padahal aku lebih senang bermain petak umpet panas-panasan, bermain bulu tangkis, bola kasti, perang-perangan. Pernah suatu ketika aku sedang flu dan waktu itu memang jadwal kami berenang di komplek dekat sekolah ibu mengajar. Setiap minggu aku, kakakku, dan dua orang anak teman ibu di sekolah berangkat kesana. Karena sedang flu, maka aku tidak dibolehkan berenang dan sengaja tidak dibawakan baju renang. Lama-lama aku bosan dan akhirnya aku menyeburkan diri ke kolam dengan pakaian yang kukenakan. Sampai di sekolah ibu, aku dimarahi abis-abisan dan flunya bertambah parah.

Tempat ke empat, jemuran di pesantren, setiap sore aku sering kesana, bersama teman atau sendirian. Menikmati angin di sore hari dan melihat anak-anak bermain layangan di belakang pesantren. Terkadang sambil berkhayal atau bernyanyi tidak jelas. Atau aku dan temanku membuat ayunan disana, bergantian ada yang duduk di ayunan dan ada yang mendorong.

Tempat ke lima adalah tempat duduk bus di samping jendela, ketika aku di Kairo. Apalagi kalau sedang perjalanan di pagi hari atau sore. Aku suka menghirup angin sore, ada unsur-unsur yang membuat ketenangan di hati. Terkadang menurutku, tak penting tujuan yang penting adalah perjalanan, karena aku lebih suka menikmati suasana di perjalanan ketimbang sampai tujuan.

Pasti setiap orang mempunyai tempat-tempat favorit tersendiri. Meski sederhana, asal nyaman dan enak di hati, tempat tersebut akan menjadi tempat favorit kita. Apalagi untuk orang yang suka mencari imajinasi atau berkhayal, pasti mempunyai tempat favorit dan ciri khas tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar