Aku jadi teringat, dulu ketika masih kecil aku mempunyai tempat-tempat favorit, bahkan sampai aku dewasa. Pertama, atap rumah tetangga, karena rumahnya tidak bertingkat jadinya aku bisa naik kesana melewati tembok di lantai 2 rumahku yang membatasi antara rumahku dengan sebelah. Terkadang aku mengajak kakakku atau saudaraku yang ketika itu sedang menginap di rumah kesana. Soalnya jika di malam hari kami dapat melihat lampu Indosiar dari atap yang paling atas dekat antenna rumah tetangga itu. Bercanda riang, tertawa-tawa, malah terkadang sambil bernyanyi.
Tempat kedua adalah
genteng rumah sendiri, terletak di lantai dua. Harus melewati pagar yang
membatasi antara teras lantai dua dan genteng tersebut. Karena tempatnya kecil
maka tempat ini khusus untuk diriku sendiri. Sepulang sekolah jika tidak ada
jadwal les atau mengaji, aku akan duduk disana sambil membawa buku tulis,
menulis cerita sambil berkhayal kesana-kemari. Tempatnya teduh, karena
terhalang oleh pohon jambu air punya ayah yang lebat.
Terkadang aku bernyanyi-nyanyi sambil
memukul-mukul kaleng biskuit, sampa-sampai tetangga ada yang meneriakiku karena
kebisingan yang ku perbuat. Malah ketika ada segerombolan ibu-ibu menggosip di
depan rumah dan terdengar lagi menggosipi ibuku yang sedang mengajar, aku akan
memukul kaleng dengan kencang dan kumpulan arisan itu bubar.
Tempat ketiga adalah
sungai kecil dekat sawah di rumah nenekku di Karawang. Di sungai tersebut ada
air terjun buatan, dan batu-batu sungai dekat aliran sana. Pertama-tama kami
bermain air di sungai, selepas itu kami makan manga apel hasil kebun kami dan
menangkap ikan hasil ternakkan kakek untuk makan siang. Karena aku
sakit-sakitan dan tidak boleh bermain air, jadinya setiap sore aku dan
sepupu-sepupuku main ke sungai tanpa sepengetahuan ibuku. Kami bermain air,
setelah itu kami bermain perosotan di turunan dekat sungai menggunakan kardus
lalu mendarat di tumpukan jerami yang sudah kami susun.
Setelah itu kami
bermail mobil-mobilan di kotak terbuat dari kayu untuk buang air besar di
empang dekat sana. Salah satu sepupuku yang laki-laki berteriak-teriak sebagai
kernek mobil. Pada suatu hari aku tertangkap basah oleh ibuku, karena melihat
pakaian kotorku yang basah sebelum kucuci diam-diam. Akhirnya aku dimarahi
apalagi setelah itu aku terkena flu dan demam.
Waktu kecil aku sering
sakit-sakitan, makanya aku tidak boleh main sembarangan, bermain air, pokoknya hanya
dibolehkan bermain semacam Barbie, boneka, rumah-rumahan. Padahal aku lebih
senang bermain petak umpet panas-panasan, bermain bulu tangkis, bola kasti,
perang-perangan. Pernah suatu ketika aku sedang flu dan waktu itu memang jadwal
kami berenang di komplek dekat sekolah ibu mengajar. Setiap minggu aku,
kakakku, dan dua orang anak teman ibu di sekolah berangkat kesana. Karena
sedang flu, maka aku tidak dibolehkan berenang dan sengaja tidak dibawakan baju
renang. Lama-lama aku bosan dan akhirnya aku menyeburkan diri ke kolam dengan
pakaian yang kukenakan. Sampai di sekolah ibu, aku dimarahi abis-abisan dan
flunya bertambah parah.
Tempat ke empat,
jemuran di pesantren, setiap sore aku sering kesana, bersama teman atau
sendirian. Menikmati angin di sore hari dan melihat anak-anak bermain layangan
di belakang pesantren. Terkadang sambil berkhayal atau bernyanyi tidak jelas.
Atau aku dan temanku membuat ayunan disana, bergantian ada yang duduk di ayunan
dan ada yang mendorong.
Tempat ke lima adalah
tempat duduk bus di samping jendela, ketika aku di Kairo. Apalagi kalau sedang
perjalanan di pagi hari atau sore. Aku suka menghirup angin sore, ada unsur-unsur
yang membuat ketenangan di hati. Terkadang menurutku, tak penting tujuan yang
penting adalah perjalanan, karena aku lebih suka menikmati suasana di perjalanan
ketimbang sampai tujuan.
Pasti setiap orang
mempunyai tempat-tempat favorit tersendiri. Meski sederhana, asal nyaman dan
enak di hati, tempat tersebut akan menjadi tempat favorit kita. Apalagi untuk
orang yang suka mencari imajinasi atau berkhayal, pasti mempunyai tempat
favorit dan ciri khas tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar